TEKNIK SINYAL ENCODING
TEKNIK ENCODING
Modulasi adalah proses encoding sumber data dalam suatu sinyal carrier dengan frekuensi fc.
Macam - macam teknik encoding :
Data digital, sinyal digital
Data analog, sinyal digital
Data digital, sinyal analog
Data analog, sinyal analog
DATA DIGITAL, SINYAL DIGITAL
1.Sinyal digital adalah sinyal diskrit dengan pulsa tegangan diskontinyu. Tiap pulsa adalah elemen sinyal data biner diubah menjadi elemen - elemen sinyal.
Senin, 27 Juni 2011
KATA SERAPAN DALAM BAHASA
ABSTRAK
Dalam pertumbuhan suatu bahasa, masuknya unsur-unsur serapan dari bahasa lain tidak dapat dihindari, bangsa yang kurang maju akan banyak menyerap banyak istilah dari bahasa bangsa yang lebih maju. Tulisan ini hanya membahas unsur-unsur serapan dari bahasa asing yang diserap dalam bahasa Indonesia. Kata serapan dibedakan antara yang budaya dan mesra, yang budaya masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui pendidikan, ilmu dan teknologi, agama, dan perdagangan. Kata serapan berasal dari bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, dan Inggris. Kata serapan mesra masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui perang/penjajahan dan imigrasi. Kata serapan tersebut berasal dari bahasa Belanda dan Cina. Proses penyerapan melalui adaptasi dan adopsi. Proses adaptasi terjadi kalau unsur-unsur dari bahasa asing disesuaikan dengan kaidah- kaidah dalam bahasa Indonesia. Adaptasi dapat fonemik dan gramatikal. Proses adopsi terjadi pada unsur leksikal, yaitu pada konsep-bentuk-arti. Pertama, kata dapat diserap konsep asingnya saja tetapi bentuk kata dari bahasa Indonesia Kedua konsep asing diserap tetapi bentuk kata bahasa Indonesia merupakan deskripsi dari konsep itu. Ketiga, konsep dan bentuk kata asing diserap, tetapi arti berbeda. Asal kata dari bahasa asing bisa dua, maka dapat terjadi dua kata serapan yang kompetitif pemakaiannya. Kata critiek berasal dari bahasa Belanda, serapannya menjadi mengritik. Kata criticize berasal dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia menjadi mengritisi. Kata Kunci: Kata serapan, Serapan budaya dan mesra, Adaptasi, Adopsi
Dalam pertumbuhan suatu bahasa, masuknya unsur-unsur serapan dari bahasa lain tidak dapat dihindari, bangsa yang kurang maju akan banyak menyerap banyak istilah dari bahasa bangsa yang lebih maju. Tulisan ini hanya membahas unsur-unsur serapan dari bahasa asing yang diserap dalam bahasa Indonesia. Kata serapan dibedakan antara yang budaya dan mesra, yang budaya masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui pendidikan, ilmu dan teknologi, agama, dan perdagangan. Kata serapan berasal dari bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, dan Inggris. Kata serapan mesra masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui perang/penjajahan dan imigrasi. Kata serapan tersebut berasal dari bahasa Belanda dan Cina. Proses penyerapan melalui adaptasi dan adopsi. Proses adaptasi terjadi kalau unsur-unsur dari bahasa asing disesuaikan dengan kaidah- kaidah dalam bahasa Indonesia. Adaptasi dapat fonemik dan gramatikal. Proses adopsi terjadi pada unsur leksikal, yaitu pada konsep-bentuk-arti. Pertama, kata dapat diserap konsep asingnya saja tetapi bentuk kata dari bahasa Indonesia Kedua konsep asing diserap tetapi bentuk kata bahasa Indonesia merupakan deskripsi dari konsep itu. Ketiga, konsep dan bentuk kata asing diserap, tetapi arti berbeda. Asal kata dari bahasa asing bisa dua, maka dapat terjadi dua kata serapan yang kompetitif pemakaiannya. Kata critiek berasal dari bahasa Belanda, serapannya menjadi mengritik. Kata criticize berasal dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia menjadi mengritisi. Kata Kunci: Kata serapan, Serapan budaya dan mesra, Adaptasi, Adopsi
USE CASE
Use Case Diagram
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan system untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.
Contoh use case diagram :
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan system untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem. Sebuah use case dapat meng-include fungsionalitas use case lain sebagai bagian dari proses dalam dirinya. Secara umum diasumsikan bahwa use case yang di-include akan dipanggil setiap kali use case yang meng-include dieksekusi secara normal. Sebuah use case dapat di-include oleh lebih dari satu use case lain, sehingga duplikasi fungsionalitas dapat dihindari dengan cara menarik keluar fungsionalitas yang common. Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.
Contoh use case diagram :
Langganan:
Postingan (Atom)