ABSTRAK
Dalam pertumbuhan suatu bahasa, masuknya unsur-unsur serapan dari bahasa lain tidak dapat dihindari, bangsa yang kurang maju akan banyak menyerap banyak istilah dari bahasa bangsa yang lebih maju. Tulisan ini hanya membahas unsur-unsur serapan dari bahasa asing yang diserap dalam bahasa Indonesia. Kata serapan dibedakan antara yang budaya dan mesra, yang budaya masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui pendidikan, ilmu dan teknologi, agama, dan perdagangan. Kata serapan berasal dari bahasa Sansekerta, Arab, Portugis, dan Inggris. Kata serapan mesra masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui perang/penjajahan dan imigrasi. Kata serapan tersebut berasal dari bahasa Belanda dan Cina. Proses penyerapan melalui adaptasi dan adopsi. Proses adaptasi terjadi kalau unsur-unsur dari bahasa asing disesuaikan dengan kaidah- kaidah dalam bahasa Indonesia. Adaptasi dapat fonemik dan gramatikal. Proses adopsi terjadi pada unsur leksikal, yaitu pada konsep-bentuk-arti. Pertama, kata dapat diserap konsep asingnya saja tetapi bentuk kata dari bahasa Indonesia Kedua konsep asing diserap tetapi bentuk kata bahasa Indonesia merupakan deskripsi dari konsep itu. Ketiga, konsep dan bentuk kata asing diserap, tetapi arti berbeda. Asal kata dari bahasa asing bisa dua, maka dapat terjadi dua kata serapan yang kompetitif pemakaiannya. Kata critiek berasal dari bahasa Belanda, serapannya menjadi mengritik. Kata criticize berasal dari bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia menjadi mengritisi. Kata Kunci: Kata serapan, Serapan budaya dan mesra, Adaptasi, Adopsi
1.PENDAHULUAN
banyaknya sinonim, kita dapat berekspresi
l.l.Tujuan Penulisan dengan presisi yang lebih tinggi.
Dengan menyajikan "Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia tidak hanya menjadi
Bahasa Indonesia," tulisan ini mencoba bahasa pemersatu, tetapi juga menjadi bahasa mempertajam kepekaan bangsa Indonesia untuk- ilmu yang berdaya ekpresi tinggi. Mempunyai dapat menyelami perkembangan bahasa bahasa persatuan sebelum kita merdeka, itu
sendiri. Bahasa Indonesia diperkaya dengan suatu rahmat yang jatuh dari langit. Seharusnya masuknya bahasa asing. Karena itu bahasa kita bangga karena bahasa Indonesia dapat Indonesia dapat menjadi bahasa ilmu. menjadi bahasa ilmu yang berdaya ekspresi Sumbangan kata serapan dari bahasa daerah, tinggi.
terutama bahasa Jawa, dapat menegaskan cirri Indonesia. Dari kata serapan yang berasal dari 1.2. Beberapa Istilah berbagai bahasa kita mendapat banyak sinonim. 1.2.1. Kata Serapan Misalnya, untuk tempat tinggal ada tiga belas Kata-kata asing atau daerah yang sinonimnya, 1). wisma, 2). griya 3). istana 4). masuk ke dalam kosa kata bahasa Indonesia villa 5). kotej (cottage) 6). pondok, 7). puri, 8). rumah,9). saung, 10) kos-kosan, 11)apartemen, 12) rusun, 13) panti. Dengan Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia
1. Kata Serapan Mesra (intimate borrowing)
Dua bahasa dipakai dalam suatu daerah yang secara topografis dan politis merupakan satu komunitas. Hal ini dapat terjadi karena penjajahan dan imigrasi Bahasa Tinggi dan Bahasa Rendah Ketika suatu negara dijajah oleh bangsa lain, maka bahasa penjajah berstatus tinggi, sebaliknya bahasa rakyat yang dijajah berstatus rendah
a.Adaptasi
Kata serapan yang diselaraskan ke dalam bahasa Indonesia secara fonologis morfologis, dan sintaktis, atau penyelarasan dalam bentuk
b.Adopsi
Kata serapan yang masuk ke dalam kosa kata bahasa Indonesia melalui perubahan
pada konsep dan arti
2.KATA SERAPAN BUDAYA DAN MESRA
Kata serapan berarah satu, yaitu kelompok yang kurang maju budayanya, lebih
banyak menyerap unsur-unsur bahasa dari kelompok yang lebih maju. Kelompok yang dijajah lebih banyak belajar, oleh karena itu lebih banyak menyerap unsur-unsur bahasa dari si penjajah yang lebih unggul. Sampai sekarang pun orang kebanyakan selalu meniru kaum elit yang juga disebut "trend setters" , "news makers", atau "celebrities".Tulisan ini hanya membahas kata serapan dari bahasa asing, walaupun kata serapan dari bahasa daerah, terutama bahasa jawa, cukup menarik untuk diteliti.
2A. Kata Serapan Budaya
Kata serapan budaya menyebar karena perdagangan, ilmu dan teknologi, dan agama. Asal bahasanya Sansekerta, Portugis, Arab dan bahasa Inggris. Dari bahasa Arab terutama berhubungan dengan agama Islam seperti sholat, sorga-neraka, iman, imam, Allah, salam,wudhu, ftkir, haram. Kata serapan dari bahasa Sansekerta
seperti graha, nirwana, dewa-dewi, putra-putri, samudra, sanggar. Kata serapan dari bahasa Portugis seperti bendera, jendela, kadera, celana. Kata serapan dari bahasa Inggris seperti toala, galon, super market, mal, town square,fraid ciken, nuklir, atom, fonem, morfem, apartemen. Di antara ke lima bahasa, maka bahasa Sansekerta dan bahasa Inggris merupakan bahasa tinggi. Bandingkan apartemen dan rusun, vila dan ramah, kitchen stadium dan lomba masak, kitchen set dan rak dapur,
wara kawuri dan janda, tuna wisma dan gelandangan, tuna rungu dan tuli.
2B. Kata Serapan Mesra
Kata serapan mesra menyebar karena penjajahan dan migrasi. Di Indonesia kata
serapan dari bahasa Belanda disebabkan oleh penjajahan, sedangkan kata serapan dari bahasa Cina berasal dari migrasi. Bahasa Belanda dan bahasa Melayu/Indonesia dipakai secara berdampingan selama 300 tahun, dan berakhir dengan masuknya Jepang di Indonesia. Karena bahasa Belanda adalah bahasa sang penakluk maka kata serapan dari bahasa Belanda meliputi semua segi kehidupan. Dari pemerintahan, pendidikan, seni, politik, makanan, sampai ke istilah kekerabatan. Kata serapan dari bahasa Belanda seperti bursa, pensiun, gupernur, presiden, parlemen, demokrasi, dokterandes, dokter, doktor, insinyur, bestik, sup, sirop,slada,
Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia: kek, kukis, kastengel, musik, dansa, koor, piano, pianis, gitaris, papi-mami, oom-tante,oma-opa, brur-sus. Bahasa Belanda menjadi bahasa tinggi dan bahasa Melayu menjadi bahasa rendah. Bandingkan papi-mami dan bapak-ibu, tante dan bibi, oom dan paman, oma dan nenek. Bahasa Cina dan bahasa Melayu/Indonesia secara berdampingan sejak berabad-abad yang lalu sampai sekarang bahasa Cina dan bahasa Melayu pada waktu itu sama- sama menjadi bahasa rendah karena bahasa tingginya bahasa Belanda. Oleh karena itu, kata serapan dari bahasa Cina terutama pada nama makanan, seperti mi, bakso, siomay, taoge, tahu, bakcang, lumpia
2B.1.ADAPTASI
Kata serapan dapat diserap secara utuh, kalau bilingual pembawa kata serapan
menguasai bahasa asing itu secara baik. Sebaliknya, kalau bilingual pembawa kata
serapan sangat rendah penguasaan bahasa asingnya, maka akan terjadi penyelarasan
secara fonologis, morfologis, leksikal, dan sintaksis ke dalam bahasa penerima. Dengan
kata lain, kata serapan semakin mirip dengan sistem struktural bahasa penerima.
2B.2.Fonem Serapan dan Adaptasinya
Fonem yang ada dalam bahasa asing, tetapi tidak ada dalam bahasa Indonesia akan diganti dengan fonem Indonesia. Misalnya, dalam bahasa Arab ada fonem /57 seperti dalam kata syukur, /z/ seperti dalam kata zakat, dan /f/ seperti dalam kata fardhu. Fonem Arab /s/ diganti dengan fonem Indonesia /s/ seperti dalam kata sukur, /z/ diganti dengan fonem /j/ seperti dalam kata jakat, dan fonem /f/ diganti dengan /p/ seperti dalam kata perlu. Tetapi untuk penutur Indonesia yang fasih membaca Al Qur'an, fonem Arab tidak perlu diganti dengan fonem Indonesia.Yang sangat menarik adalah fonem asing /f/ dan fonem Indonesia /p/. Dalam bahasa Arab hanya ada fonem /f/ dan tidak ada fonem /p/. Sebaliknya, dalam bahasa Indonesia hanya ada /p/ dan tidak ada /f/. Oleh karena itu, sebagian penutur bahasa Indonesia bingung ketika menggunakan /p/ dan /f/ ketika menggunakan kata serapan sprei, reparasi dan expensive menjadi sfrei, refarasi, dan eksfensif. Gejala ini dinamakan hiperkoreksi. Beberapa fonem asing sudah masuk dalam ejaan bahasa Indonesia. Ejaan dengan huruf sy, z, dan f malahan sudah ada kontras antara kapan dan kafan.Gugus fonem yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia disisipi bunyi /d / sehingga gugusfonem terpecah menjadi dua suku kata. Misalnya, kata serapan setruktur, konsetruksi, setrok, eksetrim.
2B.3.Sufiks Serapan dan Adaptasinya
Karena masuknya kata serapan dari bahasa Belanda jauh mendahului bahasa Inggris, maka sufiks serapan dari bahasa Belanda lebih banyak dibandingkan dengan yang bahasa Inggris. Tetapi bahasa Inggris justru semakin lebih dikenal oleh penutur
bahasa Indonesia, tetapi bahasa Belanda semakin tidak dikenal, atau pengaruhnya semakin menyusut Di kemudian hari mungkin sufiks Belanda digantikan oleh sufiks Inggris.
2B.4.Sufiks Serapan dari Bahasa Belanda
Sufiks dari bahasa Belanda seperti ,-si 'nominal', -is 'adjektival, -isme 'nominal', -asi'nominal, -er 'verbal', -us 'nominal' , -ai 'adjektival'.
1). Sufiks -si dalam demokrasi, politisi,demarkasi
2). Sufiks -is dalam tont.nis, nasionalis,fiminis, kartunis
3). Sufiks -isme dalam nasinolisme,nepotisme, feminisme
4). Sufiks -asi dalam organisasi, politisasi,globalisasi
5). Sufiks -er dalam dramatiser, organiser,politiser
6). Sufiks -us dalam musikus, politikus
7) Sufiks -if dalam sportif, aktif, degeneratif
2B.5.Sufiks Serapan dari Bahasa Inggris
Sufiks serapan dari bahasa Inggris sepertyi -s 'jamak', -ik 'adjektival', -or atau
Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia-is 'nomiaP, -i 'adjektivaP
1). Sufiks -s dalam selebritis
2) sufiks -ik dalam fonemik, dramatik, jenerik, enerjik
3). Sufiks -i dalam sporti, fruti
4). Sufiks -men dalam garmen, fragm
2C.1. Adaptasi Negatif
Ketika kata serapan yang polimorfemis dari bahasa Belanda dan Inggris bergabung dengan prefiks Indonesia, maka terjadi Adaptasi negatif, yaitu menyimpang dari morfonologi bahasa Indonesia Morfonologi prefiks m 3 N aktif transitif (m dan nasal) maka nasal menjadi homorganis dengan konsonan awal dari dasar kata. Kalau dasar kata konsonan awalnya tidak bersuara (p,t,k,c,s) maka konsonan itu lesap. Dalam bahasa Indonesia pukul menjadi memukul, tinjau menjadi meninjau, kunyah
menjadi mengunyah, sobek menjadi menyobek. Sebaliknya, kata serapan kalau
bergabung dengan prefiks m 3 N- menyimpang dari peraturan. Traktir menjadi mentraktir, politiser menjadi mempolitiser, kopi 'foto kopi' menjadi mengkopi, dan fokus menjadi memfokuskan.
2D.1.Hebridisasi
Ketika sufiks serapan berkombinasi dengan kata dasar bahasa Indonesia, maka
terjadilah hebridisasi, bapakisme. Dapat juga kata serapan polimorfem bergabung dengan prefiks Indonesia, seperti mengkoordiner, atau kata serapan yang dapat afiks Indonesia memfokuskan. Dalam hebridisasi memang kata serapan asing dapat menyimpang dari aturan. Selain itu, dalam hebridisasi terjadi adaptasi. Kata serapan beradaptasi dengan afiks Indonesia dan kata Indonesia beradaptasi dengan sufiks serapan.
2E.1.Adaptasi Leksikal
Pada umurnya kata dasar bahasa Indonesia terdiri dari dua suku kata. Ada kata
serapan bersuku satu tidak beradaptasi, melainkan tetap bersuku satu, seperti tong, cat,
tong, drum, blus, dan rok. Pada umunya kata bersuku satu beradaptasi menjadi dua suku.
Misalnya, lamp menjadi lampu, boek menjadi buku, zak menjadi saku, pan menjadi panci, pet menjadi peci, koek menjadi kukis.
2F.1.Adaptasi Sintaksis
Adaptasi sintaksis terdapat pada urutan kata. Dalam bahasa Indonesia kata inti berposisi inisial kebun bunga adalah kebun. Sebaliknya
dalam bahasa Belanda dan Inggris kata inti berposisi final, flower garden adalah ganden.
2G.1.Adaptasi Kata Inti Indonesia
Ketika frasa Inggris hand and body lotion diserap dalam bahasa Indonesia kata inti lotion justru tidak diserap, yang diserap hen- bodi, karena dalam bahasa Indonesia kata inti berposisi inisial. Frasa bahasa Belanda training's pak ketika diserap dalam bahasa Indonesia menjadi trening. Kata inti pak justru ditinggalkan. Bahasa Belanda verdacht typhus ketika diserap dalam bahasa Indonesia menjadi
verdah.
2H.1.Adaptasi Negatif
Ketika urutan kata asing diserap oleh bahasa Indonesia, maka urutan katanya
melanggar aturan. Kata inti dalam bahasa Indonesia yang seharusnya inisial menjadi final. Misalnya, Samudra Hotel seharusnya Hotel Samudra dan Garuda Hotel seharusnya Hotel Garuda.
2I.1.ADOPSI
Ketika kata asing diadopsi dalam bahasa Indonesia, maka:
1) konsep dan arti
dapat diadopsi secara utuh. Misalnya, fonem, nasional, presiden, dan parlemen. Sebagian lagi
2) kata serapan diadopsi konsepnya saja, tetapi kata dari Indonesia,
3) kata serapan diadopsi
konsepnya tetapi dideskripsikan dalam bahasa Indonesia. Ada juga
4) Diterjemahkan langsung dari frasa bahasa asing,
5) kata diadopsi tetapi artinya berubah.
Adopsi kedua, konsepnya diadopsi, tetapi tetap memakai kata bahasa Indonesia. Misalnya, kata Allah, konsepnya monotheis, tetapi dalam bahasa Indonesia kata Tuhan yang Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia dipakai. Di kemudian hari keduanya dipakai sebagai bentuk kompetitif. Kata sholat dari bahasa Arab dalam bahasa Indonesia
sembahyang. Kata ini terdiri dari sembah 'memberi penghormatan' dan Hyang. Kata
Hyang artinya 'dewa-dewa' tidak lagi bersifat politeis, tetapi sudah monoteis. Sekarang kedua kata sholat dan sembahyang dipakai berdampingan sebagai bentuk kompetitif.
Adopsi ketiga, konsep diadopsi tetapi dideskripsikan dalam bahasa Indonesia. Misalnya dalam bahasa Belanda spoor dalam bahasa Indonesia dideskripsikan sebagai kereta
api. Kata spor masih dipakai dengan perubahan arti yaitu jaiur. "Kereta ke Jogya di spor satu". Kata fiets dalam bahasa Belanda diadopsi menjadi kereta angin, sekarang menjadi
sepeda. Dalam bahasa Jawa spoor dan fiets diadopsi menjadi sepor dan pit.
Adopsi keempat, kata bahasa Inggris yang berupa frasa diterjemahkan secara
harafiah dalam bahasa Indonesia. Frasa bahasa Inggris fifteen seconds from now menjadi lima belas detik dari sekarang. Frasa ini sering digunakan dalam televisis, padahal dalam
bahasa Indonesia lima belas detik lagi. Adopsi kelima, konsep dan bentuk diadopsi, tetapi artinya berubah. Misalnya, kata retool dalam bahasa Inggris artinya 'mengganti pealatan'. "Menteri yang tidak becus akan diritul". Diritul di sini berarti diganti atau dipecat.
6. KESIMPULAN
Tulisan ini yang bertujuan mempertajam kepekaan bangsa Indonesia mengenai perkembangan bahasa sendiri dapat menimbulkan kebanggaan pada bangsa Indonesia., Tak kenal maka tak sayang. Bahasa Indonesia diperkaya dengan masuknya kata serapan yang berasal dari berbagai bahasa, sehingga bahasa Indonesia dapat menjadi bahasa ilmu. Kekayaan sinonim yang berasal dari berbagai bahasa membuat penutur Indonesia dapat berekspresi dengan presisi yang tinggi. Walau pun penelitian ini masih pada tahap awal, tetapi secara terbatas dapat mengungkapkan hal-hal menarik dalam proses terjadinya kata serapan. Dalam adaptasi selain terjadi penyelarasan unsur-unsur asing menjadi mirip bahasa Indonesia, sebaliknya juga terjadi bahwa unsur-unsur itu menyimpang dari kaidah bahasa Indonesia. Kekurangan dari penelitian ini ialah ada beberapa data yang masih minim. Mudah-mudahan di kemudian hari dapat diadakan penelitian lanjutan.
7. DAFTAR PUSTAKA
[1] Bloomfteld, L.„ Language,lndia:Moti\a\
Bandarsidas, 1996.
Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia
(Indiyah Imran)
S21
Tidak ada komentar:
Posting Komentar